this is my blog...

Kamis, 21 Maret 2013

Perencanaan Audit


Ini adalah postingan tugas kelompok yang kedua untuk mata kuliah Auditing 2 yang diampu oleh Pak Yanuar.
Untuk anggota kelompoknya masih tetap sama dengan tugas kelompok yang pertama, yaitu
a.      Berliana Wahyu Harjanti C1C010072
b.      Indira Anggun Rahmawati C1C010075
c.      Destiana Setyaningrum C1C010079

 
PERENCANAAN AUDIT

Setelah auditor memutuskan untuk menerima perikatan audit dari klien, langkah selanjutnya auditor harus merencanakan proses audit yang perlu ditempuh. Terdapat tujuh tahap yang harus di tempuh, yakni :

TAHAP PERTAMA : Memahami Bisnis dan Industri Klien
a.  Pengalaman sebelumnya tentang Entitas dan Industrinya
Dalam audit ulangan, audito dapat dengan mudah memperoleh informasi tentang kekhususan bisnis klien dengan cara mereview kertas kerja audit yang disimpan dalam arsip permanen. Dengan cara ini auditor dapat mengingat kembali mengenai kebijakan-kebijakan klien, organisasi, dan pengendalan intern.

b.  Diskusi dengan Orang dalam Entitas
Komite audit, direktur, dan personel operasi adalah contoh narasumber yang dapat diharapkanoleh auditor untuk memperoleh informasi tersebut. Komite audit dapat memberikan informasi tentang kekuatan dan kelemahan pengendalian intern perusahaan atau bagian dari perusahaan kilen, sistem pengolahan data elektronik yang baru saja diimplementasikan oleh klien, perubahan manajemen perusahaan dan perubahan struktur organisasi perusahaan klien. Dalam tahap perencanaan audit, manajemen dapat dipakai sebagai sumber informasi tentang:
1)  Pengembangan bisnis yang sedang dilakukan oleh manajemen yang akan berdampak terhadapaudit yang akan dilaksanakan oleh auditor
2)  Peraturan baru yang berlaku dalam industri dan peraturan pemerintah terbaru yang berdampak ternis klien.
3)  Bidang audit yang menjadi kepentingan khusus manajemen.
4)  Lingkup dan waktu pelibatan personel klien dalam membantu auditor untuk menyediakan.
Contoh jenis transaksi antara pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa:
1)  Meminta keterangan kepada manajemen.
2)  Memeriksa daftar pemegang saham unttuk menemukan pemilik utama perusahaan.

c.  Diskusi dengan Personel dari funggsi Audit Intern dan Review terhadap Laporan Auditor Intern
Auditor intern merupakan sumber informasi untuk memahami kekuatan dna kelemahanpengendalian intern yang diterapkan dalam organisasi entitas dalam menjaga keandalan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan. Review terhadap laporan auditor intern merupakan cara yang efektif untuk memahami pengendalian intern yang diberlakukan dalamorganisasi entitas.

d.  Diskusi dengan Auditor Lain dan dengan Penasihat Hukum atau Penasihat Lain yang telah Memberikan Jasa kepada Entitas atau dalam Industri.
Manajemen entitas membeli berbagai jasa untuk penyelesaian masalah-masalah hukum dan masalah lain seperti sistem informasi, manajemen pemasaran, manajemen sumber daya manusia, dan manajemen operasi. Auditor dapat berkomunikasi dengan auditor lain yang ditahun sebelumya telah melakukan audit atas laporan keuangan entitas untuk memperoleh pemahaman untuk bisnis entitas. Auditor dapat berkomunikasi dengan penasihat hukum atau penasihat lainuntuk memperoleh informasi tentang masalah-masalah yang dihadapi oleh perusahaan dalam bisnisnya.

e.  Publikasi yang Berkaitan dengan Industri
Pengetahuan mengenai industri yang menjadi tempat usaha klien adalah perlu bagi auditor agar ia dapat melaksanakan audit dengan baik. Pengetahuan mengenai industri yang menjadi tempat usaha klien dapat diperoleh denganberbagai cara sebagai berikut:
1)  Meminta keterangan dari klien.
2)  Berlangganan majalah yang dikeluarkan oleh organisasi industri yang bersangkutan.
3)  Aktif berpartisipasi dalam perkumpulan berbagai industri atau program-program latihan yangdiselenggarakan oleh berbagi industri.

f.  Kunjungan Ke Tempat atau Fasilitas Pabrik Entitas
Dari inspeksi ke pabrik dan kantor klien ini auditor dapat memperoleh pengetahuan mengenai tata letak pabrik, proses produksi, produk-produk utama perusahaan, dan penjagaan fisik terhadap aktiva perusahaan. Pengetahuan mengenai fasilitas fisik untuk penerimaan, peenyimpanan, dan pemakaian sediaan barang gudang akan bermanfaat nantinya bagi auditor dalam penilaian terhadap sediaan. Dalam melakukan perjalanan inspeksi ke kantor klien, auditor akan mengetahui pula lokasi berbagai catatan akuntansi, jumlah karyawan klien yang bekerja dikantor, serta pembagian kegiatan akuntansi.

g.  Perundangan dan Peraturan yang secara Signifikan Berdampak terhadap Entitas
Peraturan ekspor, peraturan kredit, peraturan penanaman modal, dan peraturan perpajakan merupakan peraturan perundangan yang secara signifikan berdampak tehadap bisnis perusahaan. Oleh karena itu, dalam perencanaan auditnya, auditor perlu mempertimbangan dampak berbagai peraturan perundangan yang dikeluarkan pemerintah yang berdampak terhadap bisnnis klien.

h.  Dokumen yang Dihasilkan oleh Entitas
Contoh berbagai dokumen yang dihasilkan oleh entitas sebagai sumber informasi untuk memahami bisnis entitas:
1)  bahan yang dikirim kepada pemegang saham dan diserahkan kepada badan pengatur
2)  buku-buku promosi
3)  laporan keuangan dan laporan tahunan tahun sebelumnya
4)  anggaran
5)  laporan manajemen intern
6)  laporan keuangan interimg. panduan kebijakan manajemenh. panduan akuntansi dan sistem pengendalian interni. daftar akunj. deskripsi jabatank. rencana pemasaran dan penjualan

TAHAP KEDUA : Melaksanakan Prosedur Analitik 
a.  Konsep Prosedur Analitik 
Prosedur analitik meliputi pertandingan jumlah-jumlah yang tercatat atau ratio yang dihitung dari jumlah-jumlah yang tercatat dibandinka dengan harapan yang dikembangkan oleh auditor.

b.  Tujuan Prosedur Analitik dalam Perencanaan Audit:
1)  Meningkatka pemahaman auditor atas usaha klien dan transaksi atau peristiwa yang terjadisejak tanggal audit terakhir, dan
2)  Mengidentifikasi bidang yang kemungkinan mencerminkan risiko tertentu yang bersangkutantentang audit.

c.  Prosedur analitik dapat mengungkapkan:
1)  peristiwa atau transaksi yang tidak biasa
2)  perubahan akuntansi
3)  perubahan usaha
4)  fluktuasi acak
5)  salah saji

d.  Tahap-tahap Prosedur Analitik
1)  Mengidentifikasi perhitungan/perbandingan yang harus dibuat.
Tipe perhitungan dan perbandingan yang umumnya dibuat oleh auditor terdiri dari:
                     I.     Perbandingan data absolute
                   II.     common-size income statements
                 III.     ratio analysis
                   IV.     trend analysis
Pada tahap perencanaan audit, auditor biasanya melaksanakan prosedur analitik dengan menggunakan data agregasi (gabungan, kumpulan), data perusahaan secara keseluruhan yang didasarkan pada data gabungan sampai dengan bulan dilakukannya prosedur analitik atau padadata proyeksi tahunan.
2)  Mengembangkan Harapan.
Dalam prosedur anallitik, auditor perli mengembangkan harapan sebagai dasar untuk membandingkan perhitungan dan ratio yang dibuat dalam prosedur anallitik.
Contoh sumber informasi yang digunakan dalam  mengembangkan harapan:
                        I.     Informasi keuangan periode sebelumnya yang dapat diperbandingkan dengan memperhatikanperubahan yang diketahui.
                      II.     Hasil yang diantisipasikan, misalnya anggaran termasuk ekstrapolasi interim atau tahunan.
                     III.     Hubungan antara unsur-unsur informasi keuangan dalam satu periode.
                      IV.     Informasi industri tempat usaha kllien, misalnya informasi laba bruto.
                        V.     Hubungan informasi keuangan dengan informasi non keuangan yang relevan.
3)  Melaksanakan Perhitungan/perbandingan.
Auditor mengumpulkan data yang akan dipakai dalam penghitungan perbedaan jumlah absolute atau presentase sekarang dibandingkan dengan jumlah atau presentase tahun yanglalu, perhitungan common-size financial statements, financial ratios, dan trend.
4)  Menganalisis Data dan Mengidentifikasi Perbedaan Signifikan.
Data yang telah dikumpulkan kemudian dibandingkan dengan harapan yang dikembangkan olehauditor untuk mengidentifikasi perbedaan signifikan yang terjadi.
5)  Menyelidiki Perbedaan Signifikan yang tidak Terduga dan Mengevaluasi Perbedaan Signifikan.
Perbedaan signifikan yang tidak terduga perlu diselidiki penyebabnya:
                        I.     auditor perlu mempertimbangkankembali metode dan berbagai faktor yang digunakan untuk mengembangkan harapan dan untuk meminta keterangan kepada manajemen
                      II.     kadang-kadang informasi baru akan bermanfaat untuk memperbaiki harapan, dan sebagai akibatnya dapat menghilangkan perbedaan yang terjadi
                     III.     sebelum auditor akan melakukan tindakan berdasarkan respon yang diberikan olehmana jemen.
6)  Menentukan Dampak Hasil Prosedur Analitik terhadap PerencanaanAudit.
Perbedaan signifikan yang tidak terduga biasanya dipandang oleh auditor sebagai petunjuk meningkatnya risiko salah saji dalam akun atau berbagai akun yang bersangkutan denganperhitungan dan perbandingan. Dalam situasi seperti ini auditor merencanakan untuk melaksanakan pengujian yang lebih rinci terhadap akun atau berbagai akun yang bersangkutan.Dengan mengarahkan perhatian auditor ke bidang yang memiliki risiko lebih besar, prosedur analitik dapat bermanfaat dalam pelaksanaan audit yang efektif dan efisien.

TAHAP KETIGA : Mempertimbangkan Tingkat Materialitas Awal
Materialitas awal pada tingkat laporan perlu ditetapkan oleh auditor karena pendapat auditor atas kewajaran laporan keuangan diterapkan pada laporan keuangan sebagai keseluruhan. Materialitas awal pada tingkat saldo akun ditentukan oleh auditor pada tahap perencanaan audit karena untuk mencapai simpulan tentang kewajaran laporan keuangan sebagai keseluruhan, auditor perlumelakukan verifikasi saldo akun.

TAHAP KEEMPAT : Mempertimbangkan Risiko Bawaan
Auditor merumuskan pendapatnya atas laporan keuangan secara keseluruhan berdasarkan bukti audit yang diperoleh melalui verifikasi asersi yang berkaitan dengan saldo akun secara individual atau golongan transaksi. Auditor berusaha untuk membatasi risiko audit pada tingkat saldo akun sedemikian rupa sehingga pada akhir audit, risiko audit dalam menyatakan pendapat atas laporan keuangan secara keseluruhan akan berada pada tingkat yang rendah.

TAHAP KELIMA : Mempertimbangkan Berbagai Faktor yang Berpengaruh terhadap Saldo Awal, jika Perikatan Audit Merupakan Audit tahun Pertama.
Auditor harus memperoleh bukti audit kompeten yang cukup untuk meyakini bahwa.
A.  Saldo awal tidak mengandung salah saji yang mepunyai dampak material terhadap laporankeuangan tahun berjalan.
B.  Saldo penutup tahun sebelumnya telah ditransfer dengan benar ke tahun yang berjalan atutelah dinyatakan kembali, jika hal itu semestinya dilakukan.
C.  Kebijakan akuntasi yang semestinya telah diterapkan secara konsisten.
Sifat dan lingkup bukti audit yang harus diiperoleh auditor berkenaan dengan saldo awal tergantung pada:
A.  Kebijakan akuntansi yang dipakai oleh entitas yang bersangkutan.
B.  Apakah laporan keuangan entitas tahun sebelumnya telah diaudit, jika demikian, apakahpendapat auditor atas laporan keuangan tersebut berupa pendapat selai pendapat wajar tanpapengecualian.
C.  Sifat akun dan risiko salah sji dalam laporan keuangan tahun berjalan.

TAHAP KEENAM : Mengembangkan strategi Audit awal terhadap Asersi Signifikan
Karena keterkaitan antara bukti audit, materialitas, dan komponen risiko audit, auditor dapatmemilih strategi audit awal dalam perencanaan audit terhadap asersi individual atau golongan transaksi. Ada dua strategi audit awal yang dapat dipilih oleh auditor:
A.  primarily substantive approach
B.  lover assessed level of control risk approach

TAHAP KETUJUH : Me-review Informasi yang berhubungan dengan Kewajiban - kewajiban Legal  klien.
Auditor perlu memahami kewajiban-kewajiban legal dalam perjanjian-perjanjian yang menyangkut klien. Informasi tersebut tercantum dalam dokumen-dokumen berikut ini:
A.  Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
Copy akte pendirian dan anggaran rumah tangga yang diperoleh auditor dalam audit yang pertama disimpan dalam arsip permanen untuk kepentingan audit selanjutnya. Dalam audit berikutnya, auditor harus memperbaharui informasi yang terdapat dalam akte pendirian dananggaran rumah tangga tersebut dengan menambah copy perubahan-perubahan terhadapdokumen-dokumen tersebut dalam arsip permanen.

B.  Perjanjian Persekutuan Perjanjian persekutuan merupakan dokumen yang berisi kontrak diantara para pemilik persekutuan mengenai peraturan-peraturan yang harus diikuti dalam menjalankan perusahaan.Dokumen perjanjian persekutuan:
1.  Nama resmi dan alamat perusahaan.
2.  Nama dan alamat setiap sekutu.
3.  Jumlah, tanggal, dan sifat infestasi yang dilakukan oleh setiap sekutu.
4.  Ratio pembagian laba, gaji sekutu, bunga atas modal sekutu, dan batasan-batasan yangdikenakan terhadap penarikan diri sekutu.
5.  Tugas, tanggung jawab, dan wewenang tiap-tiap sekutu.
6.  Peraturan persekutuan dan pembagian kekayaan persekutuan.
Copy perjanjian persekutuan tersebut disimpan oleh auditor dalam arsip permanen, auditor harus memeriksa apakah ada perubahan-perubahan dalam perjanjian persekutuan tersebut. Copy perubahan terhadap perjanjian persekutuan tersebut harus diperoleh auditor, atau jika tidak terjadi perubahan, auditor harus membuat catatan dalam arsip permanen yang menerangkan bahwa tidak terjadi perubahan dalam perjanjian persekutuan tersebut.

C.  Notulen Rapat Direksi dan Pemegang Saham
Dalam audit yang pertama kali, auditor perlu me-review notulen rapat yang dibuat tahun-tahun sebelumnya. Auditor dapat memperoleh copy semua notulen rapat tersebut darimanajemen perusahaan untuk rapat direksi, dewan komisaris, pemegang saham, komisi-komisiyang dibentuk, baik rapat reguler atau rapat khusus.
Dalam me-review notulen rapat tersebut auditor harus memperhatikan:
1.  Tanggal penyelenggaraan rapat.
2.  Tercapai tidaknya quorum rapat.
3.  Hal-hal yang berkaitan signifikan terhadap laporan keuangan klien atau kegiatan usahanya,atau berpengaruh terhadap pelaksanaan audit.

D.  Kontrak 
Dalam me-review suatu kontrak, biasanya auditor akan memperhatikan unsur-unsur berikut ini:
1.  Nama kontrak yang tepat.
2.  Nama dan alamat pihak-pihak yang menandatangani kontrak
3.  Tanggal berlakunya kontrak secara efektif, jangka waktu kontrak dan jika ada jadwalpelaksanaanya.
4.  Tipe kontak:
                     I.     Harga tetap (fixed price).
                   II.     Kontraktor dibayar sebesar jumlah biaya yang telah dikeluarkan   ditambahcontractors fee
                 III.     Incentive.
5.  Pasal-pasal yang mengatur penyelesaian jika terjadi perselisihan.
6.  Pasal-pasal yang mengatur mengenai audit catatan akuntansi untuk menentukan jumlah yangterutang menurut kontrak.
7.  Dampak umum kontrak tersebut terhadap posisi keuangan dan hasil usaha klien.

E.  Peraturan-peraturan Pemerintah yang Secara langsung Menyangkut Klien.
Auditor harus melakukan konsultasi dengan penasihat hukum klien dan jika perlu denganpenasihat hukum auditor, jika auditor berpendapat bahwa masalah hukum mempunyai dampak terhadap pelaksanaan audit atau memerlukan pengungkapan dalam laporan keuangan auditan.

F.  Arsip Korespondensi.
Prosedur audit arsip koresponden klien biasanya dilakukan sebagai berikut:
1.  Pada waktu membaca notulen rapat, arsip kontrak, atau data lain yang memberikanpetunjuk adanya korespondensi mengenai sesuatu yang dianggap penting oleh auditor, ia harusmeminta klien untuk menyerahkan copy surat-surat yang bersangkutan.
2.  Pada umumnya auditor akan me-review arsip korespondensi klien dengan bank danlembaga kredit yang lain, penasihat hukum, dan instansi pemerintah.